Senin, 03 Oktober 2011

Asam Jawa (Tamarindus indica)

Tamarindus indica merupakan nama latin dari Asam Jawa.Mengapa Asem Jawa bisa dijadikan bonsai, apa kelebihan dan kekurangan bonsai Asem Jawa. Tentunya bagi para pecinta bonsai sudah tahu jawabannya. 






Daunnya mirip daun Lomptorogung dan cendrawasih, pada waktu-waktu tertentu rontok. Pada menjelang sore hari daun asem jawa merunduk tidur layaknya tanam putri malu jika terkena sentuhan. Hal ini menyebabkan bonsai asem jawa memiliki keunikan tersendiri. Karena kepekaannya terhadap rangsangan cahaya. Namun kelebihan yang sangat menonjol dari tanaman ini adalah pada tekstur batangnya yang berigi nampak sekali kelihatan tua seperti tekstur pohon cemara. Disinilah letak keindahan bonsai Asem Jawa dengan tekstur batangnya yang berwarna coklat tua. Apabila berbuah bertambah pula keindahannya.
Tanaman bonsai Asem Jawa sangat cocok diberikan pupuk dari kotoran kambing atau pupuk kompos, medianya harus banyak dengan demikian digunakan pot yang agak dalam. Penggantian media harus dilakukan secara rutin sesuai umur atau dari besar tanaman. Jangan ragu-ragu untuk mengganti media dan pemangkasan akarnya, bila perlu semprot dengan air sehingga tinggal akarnya saja, lalu panggkas akar serabutnya lalu tanam kembali letakkan pada tempat yang teduh.

Anting Putri


Anting Putri 
Anting putri ( Wrightia religiosa) mempunyai keunikan tidak berhenti memamerkan keindahan bunganya, baik pada musim penghujan maupun kemarau.
Warna bunganya putih begitu indahnya saat dilihat. Kemampuan tumbuhnya sangat kuat. Di mana saja anting putri ditempatkan, ia bisa tumbuh. hanya dengan menstek batangnya kita bisa menanam Ating putri.
Tanaman asli Sri Lanka ini cocok sekali dengan kondisi panas. Karena itu bila ia ditanam di dataran tinggi dan berhawa dingin, pertumbuhannya tidak akan sebaik di daerah panas dan sangat cocok dengan situasi tropis indonesia. dan yang paling menarik dari anting putri adalah daun dan bunganya. Anting putri akan semakin terlihat indah saat dijadikan bonsai.
sehingga tak dapat dipungkiri bahwa akhir-akhir ini mulai banyak permintaan terhadap tanaman bonsai anting putri. Pecintanya bonsai mulai menyebut-nyebut anting putri sebagai primadona baru tanaman bonsai. Memang belum banyak yang mengenal tanaman ini terutama di kalangan pecinta tanaman hias pemula. Sebaliknya para kolektor tanaman bonsai sudah berlomba untuk memilikinya.
Beberapa kolektor tanaman hias di luar kota Jakarta dan sekitarnya sudah banyak yang mencari anting putri berbentuk bonsai. Mereka memilih yang berbunga dan daun kecil supaya kalau dibonsai bisa menghasilkan tanaman dengan bentuk seimbang. “Bunga kecil dan daun kecil memberikan keseimbangan dalam bentuk bonsai. Bunganya terlihat cantik dan berwarna putih menggantung. Bunga inilah yang bisa memberikan daya tarik bagi yang melihatnya.

Dalam hal perawatanpun tidak begitu sulit. Anting putri sangat mudah dirawat. Selain suka air, tanaman ini pun relatif tahan terhadap hama penyakit. walaupun sering disiram berkali-kali dalam satu hari tidak ada pengaruh apapun terhadap akarnya. dan tak akan mudah busuk pada musim penghujan. B
atang tanaman akan cepat membesar bila ditanam di lahan besar. Perawatannya pun tidak serewel bonsai pada umumnya.



Minggu, 02 Oktober 2011

jenis TAnaman BoNsaI

Anting Putri (Wrightia religiosa

Asam Jawa (Tamarindus indica)
Asam Londo (Pithecelobium dulce)
Azalea (Rhododendron sp)
Beringin (Ficus benyamina)
Beringin Ampelas (Ficus ampelas)
Beringin Karet / Iprik (Ficus retusa)
Beringin Korea (Ficus longisland)
Beringin Taiwan / Kimeng (Ficus microcarpa)
Black Pine (Pinus thunbergii)
Bodi (Ficus religiosa)
Bougenvil (Bougenvillea spectabilis)
Buxus (Buxus harlandii)
Cemara Buaya (Juniperus horisontalis)
Cemara Duri (Juniperus rigida)
Cemara Pua (Cupressus papuanus)
Cemara Sinensis (Juniperus chinensis)
Cemara Udang (Casuarina equisetifolia)
Cendrawasih (Phylantus neruri)
Delima (Punica granatum)
Delima Batu
Gulo Gumantung
Hokian Tea / Erethia (Carmona mycrophilla)
Hokian Tea / Sido Gurih (Carmona relusa)
Ileng-ileng
Jeruk Kelingkit (Triphasia trifolia)
Jambu Biji (Psidium guajava)
Kawista Krikil (Ferona lucida)
Kemuning (Murraya paniculata)
Kupa Landak (Sysigium cauliflora)
Kampis (Acasia sp)
Krokot
Landepan (Plectronia horrida)
Loa (Ficus glomerata)
Lantana
Mirten (Malphigia coccigera)
Murbei (Morus alba)
Mustam (Dyospiros montana)
Melati (Jasminum multiflorum)
Penitian (Durante repens)
Pilang (Acacia leucophloea)
Pinus (Pinus mercusii)
Pung (Acacia varnensiana)
Phusu (Celtis chinensis)

Podocarpus / Lohansung (Podocarpus)

Rukam (Flacourtia indica)
Santigi (Phempis acidula)
Santigi Lanang (Lumnitzera racemosa)
Serut (Streblus Asper)
Seribu Bintang (Serisa foetida)
Sianci (Malphigia sp)
Sisir (Cudrania cochin chinensis)
Streblus (Streblus / Taxotrophis taxoides)
Siantho (Eugenia uniflora)
Sidogurih
Srikaya
Sancang
Taxodium (Taxodium distichum)
Ulmus Lokal (Ulmus lancaefolia)
Ulmus Luar (Ulmus parfiflora)
Walikukun (Actinophora fragrance)
Wahong (Premna mycrophylla)
Wahong Laut (Premna nauseose)
Wareng (Gmellina elliptica)
Waru (Hibiscus tiliaceus)
Zelkova